Sejarah dan Struktur Dalem Brantakusuman: Warisan Arsitektur Keraton Yogyakarta

foto ndalem brontokusuman atau dikenal juga dengan ndalem pugeran

Dalem Brantakusuman merupakan salah satu bangunan bersejarah yang didirikan pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII pada tahun 1895. Bangunan ini pertama kali digunakan oleh GBRAY Brantakusuma, putri ke-8 dari Sultan HB VII dengan permaisuri GKR1Gusti Kanjeng Ratu Kencana. Setelah GBRAY2Gusti Bendara Raden Ayu Brantakusuma wafat, Dalem Brantakusuman kemudian dipinjamkan oleh pihak keraton kepada Angkatan Darat dan digunakan sebagai tempat tinggal prajurit.

Pada pertengahan tahun 1960, Museum Angkatan Darat yang semula berada di nDalem Brantakusuman dipindahkan ke Panglima Besar Jendral Sudirman di Jl. Bintaran Wetan. Selanjutnya, pada tahun 1968, Sri Sultan Hamengkubuwono IX memerintahkan KGPH3Kanjeng Gusti Pangeran Harya Poeger, putra Sri Sultan HB VIII, untuk menempati Dalem ini. Dengan demikian, Dalem Brantakusuman juga dikenal dengan sebutan Dalem Pugeran.

Struktur dan Tata Ruang Dalem Brantakusuman

Dalem Brantakusuman memiliki ciri khas sebagai bangunan dalem yang lengkap dengan struktur tata ruang tradisional Jawa. Struktur tersebut mencakup beberapa elemen penting, di antaranya:

  • Gledegan: Merupakan gerbang utama atau pintu masuk ke dalam kompleks dalem.
  • Regol: Pintu gerbang yang membatasi antara halaman depan dan pendopo.
  • Pendopo: Ruang terbuka besar yang berfungsi sebagai tempat pertemuan atau upacara.
  • Pringgitan: Ruangan peralihan antara pendopo dan dalem ageng yang biasanya digunakan untuk pertunjukan wayang.
  • Dalem Ageng: Bangunan utama yang menjadi tempat tinggal penghuni utama dalem, dilengkapi dengan gandok kiwo (sayap kiri) dan gandok tengen (sayap kanan).
  • Seketheng: Bagian yang menghubungkan berbagai ruangan dalam kompleks dalem.
  • Gadri: Ruangan yang digunakan untuk menjamu tamu atau kegiatan sehari-hari.
  • Pawon: Dapur tradisional yang merupakan bagian integral dari rumah Jawa.

Selain itu, bangunan Dalem Brantakusuman ini berada dalam sebuah benteng, dan seluruh atribut bangunannya mengacu pada struktur dan tata ruang inti Keraton Yogyakarta. Hal ini menunjukkan betapa eratnya hubungan antara Dalem Brantakusuman dengan Keraton, baik dari segi arsitektur maupun fungsi sosial-budaya.

Dalem Brantakusuman tidak hanya merupakan simbol warisan arsitektur, tetapi juga menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting dalam sejarah Yogyakarta, termasuk peranannya dalam dunia militer dan hubungannya dengan keraton. Hingga saat ini, Dalem ini masih menjadi bagian dari sejarah hidup Yogyakarta yang terus dipelihara dan dihormati oleh masyarakat sekitar.

  • 1
    Gusti Kanjeng Ratu
  • 2
    Gusti Bendara Raden Ayu
  • 3
    Kanjeng Gusti Pangeran Harya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *