PASTY 2024 – Tidak Semua Harus Jualan Online!

gerbang pasar pasty jogja tahun 2024

Sesuai dengan namanya, PASTYPasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta1, pasar ini terbagi menjadi 2 zona, yang dipisahkan dengan jalan utama, yakni Jalan Bantul, di mana sebelah barat jalan adalah kumpulan pedagang tanaman, sedang di bagian timur jalan, berkumpul pedagang berbagai satwa, mulai dari reptil, kucing, anjing, unggas, burung, ikan dan berbagai hewan unik lainnya.

Begitu masuk, pengunjung selalu disambut dengan bapak-bapak penjaga parkiran motor yang selalu sigap dengan karcis dan uang kembalian di tangannya. Jam menunjukkan pukul 12:00 ketika kami sampai di sana, meski sudah termasuk siang, mungkin karena ini bertepatan hari Minggu, sehingga suasana masih cukup ramai, dan para pedagang terlihat masih sabar menunggu pengunjung datang menghampiri mereka.

Kalau kita ke arah kiri, deretan penjual ikan hias dengan senyum ramahnya siap menyambut para pengunjung yang datang. Sebut saja ikan cupang, guppy, ikan koi, ikan piranha dan berbagai jenis ikan dan warna-warninya siap dipinang untuk dibawa pulang.

Selanjutnya kami menyusuri, deretan penjual burung dan unggas, ada ayam, burung hantu, burung gagak, bebek dan berbagai jenis unggas lain. Tentu yang menjadi favorit adalah burung dara (merpati), karena memang penggemar burung ini seperti tidak pernah ada matinya.

Beranjak ke bagian penjual reptil, pengunjung akan disuguhkan dengan berbagai jenis reptil eksotis. Ada iguana, biawak, ular, dan kura-kura yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta reptil.

Bagi para pecinta kucing dan anjing, bagian belakang pasar PASTY adalah tempat yang harus dikunjungi. Di sini, aneka anak kucing dan anak anjing tersedia untuk dijual. Salah satu momen menarik saat berkeliling adalah ketika kami bertanya tentang harga seekor anak kucing kaki pendek—meskipun kami kurang memahami nama rasnya, kucing tersebut ditawarkan seharga 800 ribu rupiah.

Fenomena Jualan “Live”

Di tahun 2024 ini, hampir semua pedagang berlomba-lomba menawarkan dagangannya dengan cara berjualan secara “live” di platform-platform digital, seperti TikTok dan Shopee. Namun, fenomena ini seperti tidak terlihat di PASTY, sependek pengamatan kami tadi, hampir tidak ada pedagang yang sedang “live” menawarkan barang dagangannya.

Di era pasar yang serba online ini, pasar PASTY masih bisa bertahan dengan segala kearifan lokal yang ada di dalamnya. Hal ini tentu masuk akal, karena hewan dan tanaman tergolong susah dijual online, karena memang harus dilihat langsung untuk bisa menilai keunikan atau pun kesehatannya. Belum lagi kalau harus ditawarkan secara online, sistem pengirimannya pun juga tidak mudah, ada risiko kematian dalam perjalanan.

Kearifan Lokal yang Tetap Bertahan

Pasar PASTY tetap menjadi salah satu destinasi belanja unik di tengah gempuran pasar online. Kearifan lokal yang melekat pada interaksi langsung antara pedagang dan pembeli, serta suasana khas pasar yang penuh keramaian, menjadikan PASTY tetap bertahan. Meskipun banyak yang beralih ke cara jualan digital, pasar ini menunjukkan bahwa beberapa jenis transaksi memang lebih baik dilakukan secara tatap muka.

Di era di mana marketplace dan e-commerce terus tumbuh, PASTY menjadi bukti bahwa tidak semua aspek kehidupan bisa tergantikan oleh teknologi. Pasar ini adalah cerminan bahwa interaksi langsung dan pengalaman melihat barang secara fisik masih memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat, terutama bagi mereka pecinta hewan dan tanaman.

*****

Potensi Pengembangan di Era Digital

Meski kesan tradisional masih melekat kuat namun tidak ada salahnya kalau PASTY sedikit menyesuaikan diri dengan gempuran era digital ini. Berikut ini beberapa langkah yang mungkin bisa dilakukan:

1. Menggabungkan Jualan Online dan Offline

Pedagang di Pasar PASTY bisa memanfaatkan platform digital seperti Instagram, TikTok, atau Shopee untuk memperluas jangkauan pelanggan. Meskipun hewan dan tanaman sulit dijual sepenuhnya online, foto atau video dari barang yang dijual bisa membantu pembeli potensial mendapatkan gambaran awal sebelum mereka datang langsung ke pasar. Dengan begitu, pedagang dapat menggabungkan aspek tradisional dan digital untuk meningkatkan penjualan.

2. Meningkatkan Kualitas Promosi Digital

Pasar PASTY bisa memaksimalkan penggunaan media sosial untuk mempromosikan keunikan satwa dan tanaman yang dijual. Pedagang dapat melakukan sesi live streaming di platform seperti TikTok, bukan untuk menjual secara langsung, tetapi untuk menunjukkan produk mereka secara detail. Konten semacam ini dapat menarik minat audiens muda yang akrab dengan teknologi dan sosial media.

3. Menyediakan Layanan Pre-order

Untuk mengatasi masalah logistik dan pengiriman yang sulit bagi hewan hidup, pedagang dapat menawarkan layanan pre-order. Pembeli dapat melihat produk melalui platform online, memesan di muka, dan kemudian datang langsung ke pasar untuk mengambil barang mereka. Ini dapat membantu meningkatkan keterlibatan pelanggan tanpa harus bergantung sepenuhnya pada transaksi online.

4. Pelatihan Digital bagi Pedagang

Memberikan pelatihan digital kepada para pedagang di Pasar PASTY adalah langkah penting. Banyak pedagang tradisional mungkin belum akrab dengan cara menggunakan platform digital untuk memasarkan produk mereka. Pelatihan ini bisa mencakup cara membuat konten yang menarik di media sosial, memanfaatkan marketplace, hingga strategi pemasaran digital yang efektif.

5. Kolaborasi dengan Influencer dan Komunitas

Pasar PASTY bisa bekerja sama dengan influencer lokal atau komunitas pecinta hewan dan tanaman untuk memperluas jangkauan promosi. Dengan adanya review dari figur publik yang dikenal di media sosial, produk-produk dari Pasar PASTY bisa mendapatkan perhatian lebih luas, tidak hanya dari warga lokal, tetapi juga dari luar daerah yang tertarik mengunjungi pasar ini.

6. Pembuatan Website atau Aplikasi Pasar PASTY

Pembuatan website atau aplikasi khusus untuk Pasar PASTY bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengakomodasi perkembangan pasar. Melalui platform ini, pengunjung bisa mencari informasi tentang pedagang, jenis hewan atau tanaman yang tersedia, serta jadwal event pasar. Ini juga bisa menjadi tempat untuk berinteraksi dengan penjual secara online sebelum datang langsung ke pasar.

Dengan mengadopsi teknologi digital secara bijak, Pasar PASTY tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga berkembang di tengah arus digitalisasi yang terus meningkat. Teknologi ini dapat memperkuat hubungan dengan pelanggan dan menghadirkan pengalaman belanja yang lebih fleksibel dan modern, tanpa kehilangan esensi tradisional yang menjadi daya tarik pasar.

  1. Pasar ini sebelumnya berlokasi di daerah Ngasem, Yogyakarta. ↩︎

Galeri Pasar PASTY 2024

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *