Sejarah Kadipaten Pakualaman: Asal Usul dan Peran dalam Sejarah Yogyakarta

gambar kraton pakualaman tampak depan

Sejarah Kadipaten Pakualaman: Asal Usul dan Peran dalam Sejarah Yogyakarta

Kadipaten Pakualaman adalah sebuah kerajaan dependen yang berdiri sejak 17 Maret 1813 di Yogyakarta. Kerajaan ini didirikan setelah Pangeran Notokusumo, putra Sultan Hamengku Buwono I, diangkat sebagai Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Paku Alam I oleh Gubernur Jenderal Inggris, Sir Thomas Raffles.

Berikut adalah poin-poin penting dalam sejarah Kadipaten Pakualaman:

Periode Peristiwa Penting
1813 Pangeran Notokusumo dinobatkan sebagai Paku Alam I oleh Sir Thomas Raffles setelah perjanjian dengan Inggris.
1811-1812 Pangeran Notokusumo ditangkap oleh Belanda, namun kemudian dibebaskan oleh Inggris setelah menguasai Jawa.
17 Maret 1813 Perjanjian politik antara Pangeran Notokusumo dan Residen Inggris, John Crawford, yang memberikan status kerajaan dependen kepada Pakualaman.
1814-1820 Paku Alam I menjabat sebagai wali Sultan Hamengku Buwono IV yang masih anak-anak saat naik tahta.
1822 Paku Alam I resmi diberi gelar Pangeran Adipati oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda.
1825-1830 Selama Perang Jawa, Paku Alam I bersikap pasif dan tidak terlibat aktif dalam konflik.
1829 Paku Alam I wafat, dan tahta diteruskan oleh putranya, RT Notodiningrat, yang kemudian menjadi Paku Alam II setelah menandatangani kontrak politik.

Asal Usul Kadipaten Pakualaman

Kadipaten Pakualaman didirikan sebagai hasil dari berbagai konflik politik dan militer yang melibatkan Kesultanan Yogyakarta, Belanda, dan Inggris.

Berikut adalah beberapa faktor penting dalam pembentukan Kadipaten Pakualaman:

  1. Konflik dengan Belanda: Pada awal abad ke-19, Kesultanan Yogyakarta di bawah Sultan Hamengku Buwono II menghadapi konflik dengan Belanda. Pangeran Notokusumo, yang mendukung Sultan, akhirnya ditangkap oleh Belanda.
  2. Intervensi Inggris: Setelah Inggris menguasai Jawa pada tahun 1811, Pangeran Notokusumo dibebaskan dan diangkat sebagai Paku Alam I oleh Sir Thomas Raffles, sebagai bagian dari upaya Inggris untuk mendapatkan dukungan dari penguasa lokal.
  3. Perjanjian Politik: Pada 17 Maret 1813, Pangeran Notokusumo menandatangani perjanjian politik dengan Inggris yang memberinya status sebagai penguasa Kadipaten Pakualaman. Ia diberikan wilayah dan hak istimewa sebagai penguasa dependen di bawah Inggris.

Peran Paku Alam I dalam Sejarah Yogyakarta

foto dalam keraton pakualaman

Paku Alam I memainkan peran penting dalam sejarah Yogyakarta, baik sebagai penguasa Kadipaten Pakualaman maupun sebagai wali Sultan Hamengku Buwono IV. Beberapa peran pentingnya antara lain:

  • Wali Sultan: Setelah Sultan Hamengku Buwono IV naik tahta pada usia muda, Paku Alam I diangkat sebagai wali yang membantu menjalankan pemerintahan Kesultanan Yogyakarta.
  • Stabilitas Politik: Paku Alam I berperan dalam menjaga stabilitas politik di Yogyakarta selama masa transisi kekuasaan dari Belanda ke Inggris, serta selama Perang Jawa pada tahun 1825-1830.
  • Pengaruh di Kadipaten: Meskipun Kadipaten Pakualaman memiliki pasukan sendiri, legiun ini lebih banyak berfungsi sebagai pasukan seremonial dan pengawal pejabat kadipaten.

Kadipaten Pakualaman adalah bagian penting dari sejarah Yogyakarta, yang didirikan sebagai hasil dari dinamika politik antara Kesultanan Yogyakarta, Belanda, dan Inggris pada awal abad ke-19. Paku Alam I, sebagai pendiri dan penguasa pertama, memainkan peran kunci dalam menjaga stabilitas politik di wilayah tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *